Senin, 13 Oktober 2025

 

GERAKAN 4 M WUJUDKAN INSPIRASI DUNIA EKSPOR GENERASI MUDA INDONESIA

Oleh : Yusuf Aliputro, S.Pd.

“Dunia tak selebar daun kelor” sebuah ungkapan yang sangat pas untuk mengambarkan bagaimana keadaan dunia akhir akhir ini. Dimana dunia telah berubah, tak ada lagi batas antara ruang dan waktu. Yang dulunya komunikasi antar keluarga yang di Jakarta dan Surabaya terasa jauh, kini tak ada batas, setiap saat bisa berkomunikasi, bahkan terasa sangat dekat dengan perkembangan digital. Era globalisasi benar-benar menyentuh sektor privat, didalam kamar anak-anak bisa menjelajah dunia luar negeri, budaya, sosial, politik, musik dengan mudah tanpa batas.

Pun demikian dengan persoalan ekonomi, sejak tahun 2015 era pasar bebas di Asean melalui kesepakatan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) benar-benar di buka. Sudah tidak ada lagi batas antara negara, barang dari luar negeri bisa dengan mudah masuk ke Indonesia, begitu juga sebaliknya. Dimana beberapa tahun belakangan barang dari Cina membanjiri pasar Indonesia. Dengan harga yang sangat murah bahkan membunuh industri lokal di Indonesia. Pertanyaannya haruskah pengusaha Indonesia menyerah dengan keadaan ini!. Tentu itu bukan solusi yang menyelesaikan.

Masyarakat harus berubah, mereka harus memahami tentang konsep ekspor dan impor barang dan jasa baik dalam negeri maupun luar negeri. Era globalisasi menuntut setiap warga negara untuk membangun perekonomian secara global. Terlebih banyaknya kekayaan alam dan sumber daya manusia yang dimiliki negara ini. Tentu memiliki banyak potensi produk kreatif dari berbagai sumber daya alam yang bisa diolah menjadi barang kerajinan, barang kreatif dan inovatif yang dibutuhkan pangsa pasar global. Disinilah peran pendidikan harus dimaksimalkan. Pendidikan untuk anak anak harus diterapkan sejak dini.

Dimana pendidikan di Indonesia mulai sekarang harus menjadi fondasi pembangun mental siswa belajar berwira usaha dengan pandangan global. Siswa sejak dini harus belajar bersentuhan dengan pendidikan berbasis projek barang-barag yang dibutuhkan masyarakat global, lalu  apa langkah yang harus dilakukan untuk bisa mewujudkan pengusaha muda yang mampu menguasai perekonomian global, berikut 4 M langkah cerdasnya:

1.    Mendidik dengan pembelajaran kontekstual

Pendidikan adalah kunci utama kesuksesan suatu negara, jika pendidikan baik maka masa depan negara akan baik, karena setiap pemimpin, pengusaha, dan rakyat akan sejalan dengan pola pendidikan yang dibangun di negara tersebut. Dalam hal ini tentang kemampuan masyarakat untuk menghadapi tantangan global maka pendidikan sejak awal harus di fokuskan untuk menghadapi tentanagan tersebut dan salah satunya adalah membuat pembelajaran berbasis PBL (Projeck best learning).

Dimana siswa sejak dibangku sekolah diajarkan untuk mengenal dan membuat barang yang memiliki pangsa pasar global, pembelajaran ini juga bisa dilakukan melalui konsep kokulikuler dengan memadukan linta smapel, smeisal membuat prodak kopi jawa dengan mengabungkan antara pelajaran TIK membuat desain prodak yang menarik, bahasa Indoensia dan Inggris dengan membuat teks prosedur dalam kemasan yang menarik, kemudian IPS dengan mengabungkan perhitungan barang yang bernilai ekonomis. PBL ini harus dilakukan sesering mungkin agar anak anak memiliki gambaran yang jelas akan prodak yang dibuatnya.

2.    Menumbuhkan mentalitas pebisnis global

Langkah selanjutnya adalah menumbuhkan mentalitas pebisnis global, dimana sejak dini anak anak harus memiliki karakter kreatif, inovatif dan adaptif. Pembiasaan ini bisa ditanamkan sejak dibangku sekolah dengan menanamkan 7 kebiasaan. Melalui berbagai program yang dirancang sekolah agar siswa memiliki mentalitas global. Selain itu siswa harus memiliki wawasan global untuk selalu siap bersaing dengan berbagai masyarakat di dunia, memahami bagaimana pola pemikiran dan budaya mereka akan memudahkan wawasan global tertatan pada siswa-siswa Indonesia.

3.    Melatih Skill siswa

Setelah secara mental sudah siap maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah melatih dengan berbagai program yang mengembangkan skill siswa secara konsisten. Beberapa skill yang bida dikembangkan siswa diantaranya: pertama, kemampuan bahasa asing, dimana setidaknya ada 3 bahasa global yang harus dikuasai siswa diantaranya bahasa Inggris, bahasa Cina dna bahasa arab, karena ketiga bahasa ini menguasai sebagian pengiasaan bahasa di duni. Jika anak-anak Indonesia menguasai tiga bahasa ini maka mereka akan lebih mudah memahami persaingan global,

Kedua, melatih kemampuan literasi digital dan teknologi multimedia. Dengan perkembangan digitalisasi yang cukup masif maka berbagai projek ekspor banyak ditentukan oleh kecepatan pengunaan ebrbagai aplikasi jual beli, seperti digita marketing, e-commerce dan pemahaman akan data pasar, kemampuan ini tentu melalui pembelajaran multimedia harus diarahkan lebih ke arah global, tidak sekedar mengetik word atau excel sederhana, penguasaan data melalui multimedia harus mulai dikenalkan, agar anak anak terbiasa dengan istilah eksport.

Ketiga, seluruh siswa harus dilatih ketrampilan komunikasi dan negosiasi, disinilah peran penting bidang studi bahasa Indonesia dana bahasa Inggris, siswa tidak hanya diajarkan menulis atau membaca saja, tapi berdebat, bernegosiasi agara mereka memiliki pemahaman akan pentingnya negosiasi dalam bisnis,

Keempat adalah membiasakan anak berpikir kritis, selama ini masih banyak guru yang tidak suka dengan siswa yang kritis, siswa yang banyak bicara, dan banyak tanya, hal inilah yang harus mulai dilakukan setiap guru di Indonesia, mereka harus mampu menumbuhkan pembiasaan kritis siswa. Mereka harus melatih siswa untuk menyelesaikan masalah dengan penuh tanggungjawab, berbagai diskusi akan pasar global harus sering di angkat dalam pembelajaran, sehingga siswa bisa mengkritisi berbagai persoalan global, semisal mengapa kita lebih suka k-pop daripada musik Indonesia, apakah musik indonensia yang unik seperti dangdut tidak bsia menjadi musik gglobal. Atau amsalah lain seperti mengapa pakaian Cina menguasai pasar Indonesia, apakah tidak mungkin barang barang Indonesia yang berbilai budaya tidka bisa di sukai masyarakat Cina, seperti barang-baranag kreatif dari seniman Bali, pertanyaan kritis ini akan mendapatkan tanggapan kritis dari siswa, dan jika ini dibiasakan maka anak anak akan memiliki daya jelayah pemikiran lebih luas.

4.    Membangun pembelajaran kolaboratif dengan DU/DI.

Langkah selanjutnya adlah membangun pembelajaran kolaboratif dengan DU (Dunia usaha) dan dunia insustri (DI). Selama ini hanya dilakukan oleh sekolah setingkat SMK saja, sedangkan untuk SMP dan SMA kalaupun ada hanya formalitas. Hal inilah yang harus di rubah, dimana pembelajaran kolaboratif harus terukur, semisal anak anak saat kunjungan industri harus membuat risert, sehingga mereka saat kunjungan berpikir kritis untuk mencari tahu masalah dan penyelesaian masalah dari perusahaan tersebut, ini akan menumbuhkan pengetahuan yang mendalam bagi siswa. Hal lain sekolah bsia melakukan sistem mentoring dari orang tua mengajar, dimana orang tua yang bekerja sevagai pebisnis etrutama di sektir eksport didatangkan ke sekolah untuk mengajar anak anak, pembiasaan ini akan menumbuhkan minat siswa lebih akan dunia ekspor. Dan selanjutnya bisa berkolaborasi dengan pemerintah seperti bea cukai, kementrian perdagangan, dinas koperasi dan UMKM Agar mengatahui bagaimana kebijakan pemerintah akan ekspor.

 

Disinilah pendidikan memiliki peran strategis dalam menumbuhkan semangat ekspor sejak dini. Melalui kurikulum nasional yang kontekstual, pembelajaran berbasis praktik (PBL), dan dukungan ekosistem edukasi yang kuat dari pemerintah, orang tua, dunia usaha dan sekolah, siswa dapat dibekali wawasan, keterampilan, dan mentalitas global. Implementasi yang konsisten akan menghasilkan generasi muda yang tidak hanya cinta produk lokal, tetapi juga mampu membawa produk Indonesia menembus pasar global.

 

  GERAKAN 4 M WUJUDKAN INSPIRASI DUNIA EKSPOR GENERASI MUDA INDONESIA Oleh : Yusuf Aliputro, S.Pd. “Dunia tak selebar daun kelor” sebuah...