Rabu, 27 April 2022

JUARA BINTANG ORASI DPR-RI

 



Membahagiakan kata itu yang dirasakan komunitas TGI. Saat mengetahui salah satu pengurusnya menjuarai lomba bintang orasi. Yudha  Bima Herlambang namanya. Sosok kalem yang memiliki bakat luar biasa dibidang public speaking.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi penyelenggaraan Lomba Orasi Bintang Orator (LOBO) oleh Biro Pemberitaan Parlemen DPR RI. Sugeng mengungkapkan, lomba ini selain menjadi sarana komunikasi dari masyarakat ke DPR RI, juga menjaring aspirasi dan kritik terhadap pemerintah dan parlemen.


 


LOBO tahun 2021 ini mengangkat tema "Masukan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Terbarukan (EBT)". "Regulasi ini (EBT) nantinya mengarah pada keadilan energi, dimana potensi energi di setiap daerah akan dioptimalkan penggunaannya bagi daerah masing-masing. Jadi, pijakannya EBT ini adalah kearifan lokal," ungkapnya saat acara babak final LOBO di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Gedung Nusantara I, Jumat (4/6/2021).


 


Sugeng menjabarkan beberapa unsur penilaian mulai dari aspek konten orasi, penghayatan terhadap materi dan pemahaman akan masalah yang disampaikan saat orasi. "Saat orasi, harus ada inotansi nadanya, jadi bukan hanya perkara volume suara yang keras. Lalu yang utama juga bagaimana pesan itu dapat tersampaikan kepada auidens dengan baik," urai Politisi dapil Jawa Tengah VIII itu.


 


Setelah melakukan penjurian diperolehlah nama-nama pemenang, yakni di urutan pertama ialah Felix Julio, dimana menurut Sugeng, peserta mampu menghubungkan keterkaitan EBT dengan alam dan generasi masa depan. "Bahwa energi itu tujuan dan arahnya memang ke masa depan dan berdampak pada kelestarian alam," sebutnya.


 


Pemenang urutan kedua ialah Nenden Rosita yang diapresiasi mampu menyampaikan pesan secara runut, punya basis pengetahuan isu energi yang baik, namun kurang dari sisi spontanitas. Sementara pemenang ketiga ialah Yudha Bima Herlambang, yang dinilai unggul dalam ekspresi namun konten orasi belum unggul dibandingkan pemenang lainnya.


 


Sementara itu Ketua Panitia Muhammad Ibnu Chalid menjelaskan, 90 persen peserta LOBO terdiri dari mahasiswa dan siswa/santri, dan sekitar 10 persen masyarakat umum dengan beragam profesi seperti guru, advokat, dai, dan lainnya. Setelah 7 kali pelaksanaan, LOBO telah menghasilkan 27 orang Bintang Orator, tersebar di sejumlah daerah di tanah air

L2&C SEBAGAI KOMUNITAS BERPRESTASI

 



Pendidikan adalah persoalan yang sangat pentig bagi kemajuan suatu bangsa. Dimana sumber daya manusia sangat di pengaruhi proses pembelajarannya. Terlebih di mas apandemi covid 19. Saat semua siswa harus melakukan pembelajaran secara daring. Banyak persoalan dalam bidang kependidikan. Diantaranya learning loss, malasnya siswa belajar, sulitnya mendapatkan wifi dan sinyal, tidak tersedianya HP dan paketan sebagai alat belajar. 

Tentu persoalan ini akan menjadikan anak semakin malas belajar, dampaknya tentu ketakutan lahiya generasi “Gagal” akan terjadi di Indonesia. Dan tentu ini sangat berdampak pada kepemimpinan Indonesia masa depan, karena pelajar sekarang adalah pemimpin masa depan Indonesia. Apalagi dengan adanya suplus demografi yang diperkirakan tahun 2040 akan menajdi generasi emas Indonesia tentu akan muncul  sebaliknya demografi ini akan jadi nilai minus bagi kepemimpinan Indonesia.

Karena itu perlu ada gerakan kepeloporan di berbagai bidang. Diantaranya bidang agama, pendidikan, ekonomi, teknologi, lingkungan hidup dan lain sebagainya. Gerakan pemuda pelopor sangat di butuhkan untuk memeberi efek positif bagi masyaraat di lingkungannya.

Melihat kondisi bangsa saat ini, kepeloporan pemuda sangat  diperlukan untuk dapat melakukan terobosan bagi upaya mengatasi masalah-  masalah yang dihadapi. Secara lebih spesifik kepeloporan pemuda sejatinya merupakan wahana memecahkan pelbagai masalah terkait dengan penguatan nation and character building dan mengatasi masalah  sosial kepemudaan lainnya. Di sinilah pemuda diharapkan tampil sebagai garda terdepan untuk memberikan  kontribusi efektif, kreatif dan inovatif.

Karena itu pengagas mencoba membaangun sebuah ide di bidang pendidikan, di mana perlu ada semangat bersama untuk saling tolong menolong, memunculkan semangat kegotongroyongngan untuk menyeleaikan persoalan remaja dan pemuda di Indonesia. Yang di harapkan kelak mampu membangun mentalitas generasi muda yang tangguh, kokoh dan berprestasi. 

Maka pengagas sejak tahun 2017 semenjak masih berusia SMP membantuk kelompok kecil di sekolah (SMPN 1 Balongpanggang) dengan bnama CCS ( Crew cahaya Spensaba), yang kemudian dua tahun kemudian kelompok ini membangun komunitas TGI (Tim Gotong Royong Indonesia) dan tahun 2021 mendirikan L2&C (Ligh lidhership and competition). Gerakan ini  pada awalnya di bangun di wilayah Kecamatan  Balongpanggang Kabupaten Gresik dan   kemudian semakin luas di kembangkan hingga sekarang di wilayah Gresik.

Komunitas TGI dan Guru Seserver

 


Senin, 25 April 2022 menjadi hari yang bersejarah bagi Nabila  eka Agustina . Ketua Komunitas TGI ini akhirnya menjadi juara 1 Lomba pemuda pelopor kabupaten gresik bidang pendidikan tahun 2022.

Lebih istimewa lagi karena dia menjadi peserta terkecil secara usia. Masih 17 tahun tapi nekat mengambil bidang pendidikan.  Mengambil tema komunitas TGI nabila berani bertarung dan membuktikan jika memang layak untuk di apresiasi. Komunitas yang telah dipelopori selama bertahun lamanya.



Dengan sahabat sahabat seserver mereka terus berjuang dan bersemangat mengembangkan bidang bidang garapan TGI. Yang akhirnya hari ini. "Ini kemenangan kita sekua" ucapnya di hadapan teman temannya

UNIK DAN KREATIF MEMBAWA JUARA

 



komunitas_tgi

“Syukur alhamdulillah. Malam ini saya menang” pesan singkat Cristiano Aravena salah satu pimpinan komunitas TGI. Ketika mendapatkan DM dari panitia lomba video kreatif “ bulan Ramadhan bulan literasi. 

Dihari yang sangat mulia ini di bulan Ramadhan bertepatan dengan peringatan hari buku nasional sahabat kita @chrism.ara menjadi salah satu juara dalam ajang lomba Video Kreatif "Bulan Duci Bulan literasi " yang diadakan Oleh Gol A Gong (Duta Baca Indonesia) dan didukung @perpusnas.go.id .

Menjadi bukti bahwa komunitas TGI mampu melairkan generasi generasi sukses di bidnag kompetisi. Salah satunya kompetisi videografi. Komunitas yang di gagas dalam bentuk Guru seserver sunggu menjadi inspirasi dan semangat bagi generasi muda di gresik.


Terus semangat berliterasi kawan. Sukses Sukses kita semua dengan berliterasi kita menjadi bangsa yang luar biasa.


Jumat, 22 April 2022

Yusuf Sang Maestro founder TGI, penulis kreatif

 Yusuf Ali Putro, Guru SMPN 1 Balongpanggang yang Menulis 11 Buku



Novel Harus Berisi Solusi

Sebagai seorang guru, Yusuf Ali Putro tidak mau terbelenggu dengan rutinitas mengajar. Di sela aktivitas hariannya itu, dia meluangkan waktu khusus untuk menulis. Kini, proses kreatifnya sudah menghasilkan 11 buku.

UMAR WIRAHADI, Gresik

NAMANYA Frista. Di balik kecantikannya, bocah 10 tahun itu sangat terganggu oleh status ibunya, Tika, 24, yang seorang janda muda. Bahkan, neneknya, Fitriyah, juga bercerai di usia yang masih belia. Anak tanpa dosa itu pun ikut menanggung cibiran orang.

Bahkan, dia menjadi sasaran bully anak-anak seusianya. Baik di kampung tempat tinggalnya maupun di sekolah. Kondisi itu membuat jiwanya tertekan. Akankah kelak dia juga terlahir menjadi janda muda? Menikah beberapa saat, punya anak, lalu bercerai.


Anak tersebut sudah mampu berpikir jauh seperti itu. ’’Tapi untung, cerita ini happy ending. Frista menikah dengan bahagia,’’ tutur Yusuf Ali Putro, sang penulis cerita.

Kisah tersebut diceritakan secara apik oleh Yusuf dalam novel berjudul Senyum Frista Tertahan di Mimpiku. Novel setebal 184 halaman tersebut merupakan kritik sosial atas maraknya nikah muda yang berujung pada perceraian. Fenomena itu masih banyak ditemukan di pedesaan. Termasuk di kampung halaman sang penulis di wilayah Balongpanggang.

’’Selain kritik, novel ini berisi solusi. Bahwa orang tua harus mewariskan pendidikan yang baik ke anak-anaknya,’’ katanya, lalu tersenyum.

Novel itu ditulis Yusuf dengan berangkat dari kisah nyata. Dia punya tetangga seorang nenek yang berusia 48 tahun. Nenek itu janda sejak muda. Si nenek memiliki anak yang juga janda dengan seorang putri yang baru duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kisahnya persis seperti dalam novel yang ditulis.

Nah, untuk mendapatkan kisah keluarga itu, Yusuf tidak mengorek keterangan secara langsung ke yang bersangkutan. ’’Sebab, kalau langsung, pasti tidak mau cerita. Pasti tertutup,’’ jelasnya.

Dia mendapatkan informasi melalui pertemanan di Facebook (FB).

Guru SMPN 1 Balongpanggang itu memosisikan dirinya sebagai sahabat si janda. Dari sana, dia mendapatkan banyak cerita. Mulai seluk-beluk ketika dia berpacaran, lalu menikah hingga kondisi ekonominya. Cerita tersebut menjadi bahan dalam penulisan novelnya.

’’Saya butuh waktu sampai setahun menggali cerita ini,’’ ungkap pria 36 tahun tersebut. Penulisan buku itu tuntas pada 2009. Namun, novel bersampul hitam tersebut baru diterbitkan pada 2016.

Selain Senyum Frista Tertahan di Mimpiku, Yusuf menulis 10 buku lainnya. Delapan di antaranya novel serta masing-masing satu kumpulan cerpen dan semiilmiah.

Setiap buku yang ditulis pun membutuhkan proses penciptaan yang melelahkan. Ada penelitian, survei lapangan, hingga riset. Dia berpedoman bahwa sebuah buku, termasuk novel, tidak hanya berisi kumpulan tulisan. Tetapi juga harus diperkaya data-data. ’’Ini yang membuat sebuah karya menjadi bagus,’’ jelasnya.

Misalnya, novel Hujan Semusim di Mahameru. Novel yang terbit April 2017 itu mengisahkan aktivis mahasiswa yang juga pendaki gunung. Untuk bisa bercerita, pria kelahiran 17 November 1981 tersebut juga sampai harus mendaki ke Gunung Semeru. ’’Agar isi buku bisa menjiwai,’’ ujarnya.

Selain riset dan survei lapangan, bagi Yusuf, karya yang bagus harus lintas waktu dan zaman. Dengan begitu, selesai menulis, dia tidak buru-buru melakukan publikasi. Karya itu diendapkan lebih dulu dalam waktu yang cukup lama.

Biasanya, dalam waktu tiga sampai empat bulan, file tersebut lantas dibuka kembali. Dibaca, lalu diedit lagi. Mungkin ada kesalahan redaksi ataupun konten yang kurang pas. ’’Setelah dirasa cocok, baru diterbitkan,’’ ucapnya.




Beberapa buku karya Yusuf lainnya adalah 1000 Kuntum Mawar Putih Terakhir, Euthanasia, Stren Kali, Negeri di Ujung Batas, Kain Hitam Immortal, dan Garuda Terbang Jauh. Adapun satu buku karya semiilmiah Yusuf adalah Agility It’s Mine yang terbit Januari 2017.

Kepiawaian Yusuf dalam menulis terasah sejak kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Sejak mahasiswa, ayah dua anak itu aktif menulis. Kemampuannya semakin terasah saat mengajar. Di sisi lain, Yusuf bukan tipikal penulis yang berburu royalti.

Dia bilang, semua bukunya bisa diperoleh pembaca secara gratis. Yaitu, dengan mengkopi hasil tulisan. Soft copy itu kemudian bisa digandakan. ’’Silakan digandakan. Jangan dikomersialkan atau dijual,’’ tambah pria murah senyum itu.

Kepala SMPN 1 Balongpanggang Achwan Hariyanto menambahkan sangat terbantu dengan kemampuan tulis-menulis anak buahnya. Sebagai guru, lanjut dia, Yusuf telah memberikan kontribusi dalam menggalakkan dunia lierasi di internal guru dan siswa.

Bahkan, para siswa SMPN 1 Balongpanggang sudah bisa menulis dan diterbitkan dalam empat buah buku. Buku-buku itu berisi kumpulan puisi dan kumpulan cerpen para siswa. ’’Kami sangat menggalakkan program literasi di sekolah,’’ jelas Achwan.

(


Di ambil dari berita Jawa pos)

Kamis, 21 April 2022

TGI MENJADI BAGIAN DARI PEMUDA PELOPOR TAHUN 2022

 Komunitas TGI menjadi salah satu pembahasan dalam lomba pemuda pelopor tahun 2022 yang di selenggarakan  dinas kepemudaan  Kabupaten Gresik.  Melalui ketuanya Nabila Eka Agustina yang mengajukan sebagai pemuda pelopor bidang pendidikan. 



Sebelumnya pada tanggal 18 April 2022 dia melakukan presentasi program guru seserver yang di gagasnya melalui komunitas TGI. Bagaimana  komunitas ini sukses menghasilkan siswa berprestasi di Indonesia melalui program kompetisi, literasi, leadership dan public speaking .


Dan pada hari ini tanggal 21 April 2022 mendapatkan kunjungan di sekretariat Komunitas TGI.  Semoga saja kedepannya komunitas ini bisa semakin besar dna menginspirasi semua kalangan. Demikian harapan dewan juri.



Minggu, 25 Juli 2021

 MELUKIS JEJAK ANTARA AKU, KAU DAN MANGRUVE


Ini tentang perjalanan, yang katanya asik dan seru. tapi tak seperti lainnya, yang lebih memilih swalayan, hotel, tempat wisata yang serba moderen. ini adalah kisahku, bersama tim TGI yang sedang mencari secercah harapan. tentang masa depanku, kau dan lingkunganku. pagi itu seperti janji kita untuk bertemu di satu titik di Ujung pangkah. salah satu Kecamatan di Kabupaten Gresik- Jawa Timur. janji yang tak seperti biasanya. janji  setia untuk menyimpan memori indah yang  di terimanya, untuk kemudian di tuangan dalam ide bersama demi tercerahkannya masa depan Indonesia.

"Masa depanku terletak bersama masa depan alamku" itu simpulan yang kami terima.  ketika banyak sekali penebak burung masih berkeliaran diantara tambak-tambak dan sawah, lalu hutan dan kebun, membunuh burung yang tak berdosa atas dasar belajar menembak, ketika induk tumbang, maka anakpun akan mati dalam sarang. burung kuntul, belkok, kutilang, jalak, elang,  tak akan lagi bisa kita saksikan di alam satu saat nanti.

Tapi syukur Alhamdulillah, kata itu yang bisa aku ucapkan ketika menginjakkan kaki di Wilayah Kawasan Ekonomi Esensial (KEE) Mangruve  Ujungpangah-Gresik. yang sejak tahun 2020 ditetepkan sebagai wilayah KEE oleh Gubernur Jawa Timur. tentu ini kebijakan yang sangat bersahabat bagi masyarakat, hewan, tanaman, dan alam sekitar.

Memulai perjalanan dari ujung dermaga, aku lihat bagaimana kehidupan masyarakat bergeliat  membangun perekonomian dari hasil alam, tambak, sungai, dan laut, sungguh luar biasa alam menyediakan makanan dan penghasilan yang melimpah. kepiting, ikan dari berbagai jenis,yang dibawah nelayan dari perahu-perahunya silih berganti memasuki Tempat pelelangan ikan (TPI) Ujung Pangkah. senyum ramah mereka kami rasakan setiap kami datang untuk bertanya dan membidikkan kamera ke mereka. tak ada rasa canggung bagi mereka. sungguh Tuhan masih sayang ke mereka denegan menyediakan hasil alam yang berlimpah.



Tapi tentu Tuhan tidak memberikan semua secara gratis, merekalah  (manusia) yang telah diangkat sebagai Kholifah (Pemimpin) di bumi, harus lebih perhatian, lebih peduli merawat, melestarikan keseimbangan alam. mengambil ikan yang sudah besar saja, lalu memberikan hak ikan kecil untuk berkembang, tidak memakai pukat harimau saat menangkap ikan, tidak memakai obat kimia untuk  memperoleh ikan, lalu tidak membabat mangruve unntuk keperluan pemukiman atau meluaskan tambak tambah mereka, karena hutan mangruve adalah tempat tumbuh kembang kepiting, ikan, lalu burung-burung alam.

Dengan kamera seadanya, lalu memori mata kami yang begitu berharga, kami simpan memori alam ini. Momen dimana pertumbuhan mangruve di wilayah ini masih terjaga dengan indah.  Membuat hatiku tersenyum cerah. setidaknya untuk 20 tahun mendatang anak-anak negeri ini masih bisa menyaksikan 72 jenis spesies burung dari berbagai spesies , setidaknya ada 44 burung air dan 28 burung migran masih bisa hidup berdampingan dengan mereka.

belum lagi kepiting, ikan-ikan yang banyak berkembang di sepanjang Anak Sungai Bengawan Solo yang mengalir sampai ke laut. pemandangan ini sangat menyenangkan hati. kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Gresik, dan juga  Pemerintah Desa Ujungpangkah serta seluruh elemen masyarakat hingga saat ini kami tetap bisa menyaksikan keindahan alam desa ini.


Burung mycteria cinerea asal Madagaskar dan juga pelikan dari Australia pun masih dapat kami saksikan berterbangan diatas kami, ketika perahu yang kami tumpangi membelah sungai menuju batas pantai dan mangruve. pemandangan yang tidak hanya sekali kami saksikan tapi berkali-kali, teriakan dari sahabat sahabatku, nelayan yang melintas membawa hasil panen tambak dan laut menjadikan hari kami semakin gembira.

Dan sepanjang jalan, kami melihat begitu perhatian masyarakat desa, baik melalui pernagkat desa, pemuda pencinta lingkungan yang telah menanam 462 tanaman mangruve di kawasan seluas 140 hektar. terus dilakukan edukasi pentingnya menanam mangruve menjadi pembiasaan masyarakat, sehingga pengunjung yang ingin menyaksikan pelikan dan berbagai burung lain juga turut serta tergerak menyumbangkan berbagai tanaman mangruve untuk di tanam.

Dan tentu saja aku , kau dan teman teman komunitas TGI menjadi salah satu yang tergerak menanam tanaman mangruve di wilayah ini. karena kami percaya apa yang kami tanam hari ini, adalah masa depan Indonesia, masa depan keberagaman hewan, tanaan yang akan terus bisa di saksikan anak cucu kita. menanam hari ini adalah usaha untuk terus pedui pada alam, karena kami yakin Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum tersebut tidak mau merubah nasibnya sendiri.

jika hari ini kami abai dengan keberadaan hutan mangruve, lalu membunuh burung dan ikan dengan begitu sadisnya, demi kepuasan sesaat. maka kelak kita tidak akan pernah menyaksikan keindahan seperti hari ini. dan para nelayan tak akan bisa tersenyum seperti pagi ini. mereka akan kesulitan mencari ikan karena habitat tumbuh kembang ikan dan hewann lainnya telah binasah.

Selain itu keberadaan hutan mangrove di setiap bibir pantai akan menjaga dari abrasi, karena gelombang laut  tertahan diantara akar dan batang mangrove. Yang tentunya akan menyelamatkan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Tak Ada salahnya menanam mangeuf sejak saat ini! Karena mangrove alan menjaga dari bencana alam yang lebih dasyat.



Apa yang kami tanam tentu bukan sesuatu yang istimewa tanpa ada keikut sertaan kalian, masyarakat, dan pemerintah sepanjang zaman untuk tetap menanam, melestarikan hutan mangruve di setiap pantai di Indonesia. karena apa yang ada di Ujung Pangkah adalah miniatur dari persoalan yang ada di Indonesia dan di Dunia tentunya. bergerak bersama, bergotong royong, bergandengan tangan untuk menyelamankan alam, dan pada hakikatnya itu menyelamatkan kehidupan kita sebagai manusia. karena manusia tercipta bukan sebagai pelengkap, tapi sebagai pemimipin untuk alam semesta,

Menjaga keberagaman habitat flora dan fauna di berbagai wilayah adalah tugas utama manusia. jika kita baik kepada alam maka alam akan baik kepada kita juga. dan terakhir yang aku harapkan baik di Ujungpangkah atau di Lautan Indonesia, di sepanjang sungai masih tertata rapi kapal-kapal nelayan, arena itu menandaka bumi masih berdamai dengan manusia, alam masih menyediakan sumber daya alam yang melimpah untuk bisa di gunakan sesuai kebutuhan. dna itu tandanya masyaraat juga masih sangat peduli dengan kestabilan alam, dengan selalu menjaga habitat mangruve, habitat ikan dan burung. serta terjaganya sampah dari kejailan manusia di lingkungan sekitar.

Perahu Nelayan untuk mengangkut Hasil laut











 




  GERAKAN 4 M WUJUDKAN INSPIRASI DUNIA EKSPOR GENERASI MUDA INDONESIA Oleh : Yusuf Aliputro, S.Pd. “Dunia tak selebar daun kelor” sebuah...