GURU SPENSABA BERKARYA
Tidak haya siswa yang mampu berkarya. guru-guru spensaba pun mampu berkarya. diantaranya karya yang telah di bukukan adalah buku berikut ......
KABUT MAHAMERU
DIANTARA ELANG JAWA
DAN BUNGA SETAMAN
4 September 2011
07.00 WIB di Puncak Mahameru
”Mahameru....sungguh Agung ciptaanmu
ya Tuhanku” ucap Wenny ketika melihat keagungan ciptaan Tuhan dan keindahan
alam di puncak Gunung Mahameru yang sangat
dasyat. Debu-debu berterbangan tinggi keawan, semburan lahar di kawah gunung setiap
menit menunjukkan pergerakan yang dinamis, memperlihatkan betapa Agung ciptaan Tuhan
pemilik alam semesta ini. Kepulan asap
yang selalu menyembul setiap 15 menit itu terlihat jelas dari beskem Pesmaba Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM). Di atas langit
awan terlihat cerah pagi itu. Awan berpaut dengan debu-debu yang
menyembur dari kawah Gunung Mahameru. Gunung tertinggi di Jawa pagi itu
terlihat begitu gagahnya. Kokoh berdiri menjulang hingga langit-langit bumi.
Beberapa anggota Pesmaba UMM terlihat tersenyum ceria. Tanda mereka sangat
puas dengan pencapaiannya pagi ini. Mata yang masih terlihat mengantuk terus
memandangi keindahan pagi di puncak Gunung Mahameru. Gunung terindah di Jawa
Timur itu. Diantara mereka terlihat wajah-wajah gembira akan keindahan alam Mahameru.
Bentangan kawah-kawah itu terlihat begitu luasnya. Bebatuhan yang menjulang
tinggi diantara puncak-puncak Mahameru menjadi saksi betapa Agungnya Tuhan kala
mencipta alam ini. Tadhabur alam bagi
para mahasiswa UMM pagi ini. Tadhabur atas
penciptaan alam yang Agung.
Perjuangan para pendakian yang telah berhari lamanya
berjalan menyusuri kampus UMMmenuju ke kawasan Tumpang, dari sana mereka terus
menyusuri kawasan Ranupani lalu menuju RanuKumbolo. Istirahat beberapa jam
lamanya mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kalimati hingga kemudian
di lanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Semeru. Menjadi rute kenangan
tersendiri bagi para mahasiswa yang beru pertama kali melakukan pendakian
kepuncak Gunung Mahameru.
Perjalanan demi perjalanan membuat panitia dan Pesmaba UMM kelelahan. Namun semua terbayar lunas
ketika mereka melihat matahari terbit dari arah timur. Sinar paginya yang
menyentuh bebatuhan terjal di puncak Mahemeru terlihat begitu indah. Sinar Kuning
keeasan serasa menghilangkan berjuta kelelahan mereka berhari lamanya berjalan
dari satu ddaerah kedaerah yang lain. Lalu
sebagian dari mereka benar-benar merasakan kepenatan yang berarti. Kepenatan
karena tak semua Pesmaba terbiasa melakukan penjelajahan alam.
Belum lagi Sinta, Sunah, Sujarwo dan Sumardi yang
badannya tambun. Mereka tak kuasa melakukan pendakian. berapa kali tubuh mereka
di tandu teman-temannya. Lalu terjatuh tersungkur. Maklumlah tubuh Bejo,Budi,
Billah dan Bulanglang, Vina dan Jannah sangat kurus. Beda jauh dengan mereka
yang kelelahan. Beberapa kali di papahpun mereka tak kuasa menahan tubuh
bongsor Sinta, Sunah, Sujarwod an Sumardi.
Perjuanga mereka bersepuluh itu menjadi salah satu bahan
ketawaan panitia. Mereka para ketua regu benar-benar kerepotan jika memiliki
anggota yang bertubuh bongsor. Pasti mereka akan mendapatkan giliran mengendong
teman-temannya yang kelelahan. Belum lagi jika perbekalan mereka di habiskan si
gendut. Habis sudah perbekalan mereka malam itu!!!!.
Tentu tak ada pilihan lain selain mengemis pada kelompok
lain. Padahal tak jarang kelompok lain tak bersedia memberikan bantuan makanan.
Karena mereka juga mengalami nasib yang sama, kehabisan makanan di perjalnan. Belum
lagi rasa malu meminta sering mengampiri mereka, Jika sudah begitu daun-daunan
di hutan menjadi solusi yang terbaik bagi mereka. Minum air sungai juga tak
apa. Bukankah air sungai di pegunungan sama bersihnya dengan air kemasan di
perkotaan pikir mereka ringan.
Belum ada polusi disana, belum ada pencemaran lingkungan
seperti di perkotaan. Apalagi kota yang di penuhi dengan pabrikan. Airnya keruh berwarna kekuning-kuningan, lalu baunya
sangat menyengat hingga terasa menyesakkan hidung. Air di aliran sungai Mahameru
sangat bersih dan jernih. Taka da satupun sampah yang mengalir di sungai itu.
Hanya daun-daun dari pepohonan yang gugur karena tua. Mereka akan mengalir dari
puncak gunung hingga hilir di pantai-pantai negeri ini,
Air bening terlihat jernih sepanjang perjalanan Pesmaba
UMM. Inilah pertama kali Wenny Frista Aulia melakukan perjalanan pendakian
gunung. Mahasiswi kedokteran dari Surabaya ini belum
pernah merasakan betapa sudahnya pendakian. Beberapa kali ia mencoba melakukan usaha untuk bisa terus
naik keatas gunung. Namun telapak kakainya yang belum bersahabat dengan sepatu
membuatnya sulit melakukan pendakian. Maklumlah sepatu itu barusan di beli
mingu kemarin di swalayan kota.
31 Agustus 2011
19.00 WIB di Swalayan Malang
selanjutnya bacalah buku di perpustakaan spensaba
Komentar
Posting Komentar